Minggu, 12 September 2010

kembali datang sebuah kenyataan dibalik kebohongan yang ia ciptakan,
entah sampai kapan kebohongan demi kebohongan terungkap

asa

aku yang lelah berjalan dalam hari-hari panjang ingin terhibur
oleh sebuah jengkal yang disebut cinta. atau apalah...
aku ingin bersantai denganmu.
ingin kau menepuk bahuku dan berkata,
"semua akan baik-baik saja. karena kita berdua."

aku sendiri dari awal, bahkan sebelum kamu datang

larilah aku tak akan mengejar
aku tak akan berpindah dari titik ini
aku tak akan mengejar
aku tak akan berpindah dari titik ini
memilih di titik ini dan diam
menunggu kau berbalik
maka itu capatlah kembali
jangan sampai aku duluan mati

berkata pada diri sendiri

"jangan nangis, ra. hidup memang berat dan ngga usah berharap orang-orang yang nggak pernah mengerti tiba-tiba berubah hanya karena kasian melihat kita tersungkur. Biar mereka bermain-main sampai lelah, sampai dia sadar ada hal-hal lain yang telah mereka lewatkan. hiduplah di jalanmu senduru. Bayangkan semua ini hanya hari-hari yang sesaat lagi menjadi masa lalu yang sudah tak ada artinya lagi. Dunia masih membutuhkanmu. Hidupkah untuk mereka daripada harus berlari mengejar orang-orang yang tak pernah berjalan lebih cepat melihat langkahmu yang segera menyusulnya. Mereka TAK PEDULI,,"

singkat

kepergian orang terdekat, membuat aku terus-terusan berpikir tentang kematian.
bagaimana nanti kalau aku mati , seperti apa rasanya , kapan itu terjadi.
papa meninggal dengan indah dan tenang sekaligus meninggalkan luka yang dalam bagi orang-orang yang tak bisa apa-apa di sini.
apakah aku akan menjadi orang yang seberuntung plus sejahat itu ketika meninggal nanti ?
kebaikan memang tidak didapat dengan keberuntungan, namun keburukan mungkin adalah keberuntungan yang bersifat negatif.
karena orang berusaha baik, belum tentu lepas dari keburukan.
sekarang papa ngga ada. Bolehkah aku tetap hidup di jiwa seorang cewek berumur 20 taun yang masih suka main dan bersenang-senang ?
atau pira-pura kuat di depan orang supaya di anggap dewasa?
yang jelas aku hanya ingin melupakan semua seolah tidak terjadi apa-apa dengan cara membahagiakan diri sendiri.
bagaimana kalau sewaktu-waktu aku mati ?
apakah bertemu papa ? atau tidak ?
papa, aku ingin bilang kalau hidup memang berat..

kenapa (.) tidak untuk dijawab (?)

apakah sebuah kesempatan yang saya berikan untuk mereka adalah sebuah bumerang bagi saya ?
saya hanya ingin membuka pintu maaf, walau kalian telah menghianati kepercayaan saya.
tapi ketika saya sadar, ternyata saya akan segera berhadapan dengan rasa sakit itu.

tidak untuk dijawab

saya benci sama kamu karena saya terlalu sayang sama pacar saya..

so , apakah kita akan berteman ?

karena kamu sudah masuk ke kehidupan saya dan pacar saya secara kasar dan membuat saya terluka.

saya tidak akan pernah lupa rasa sakit itu..

;;